Mulanya ada 3 pihak: Cao Cao (dengan jumlah pasukan paling banyak), Sun Quan, dan Liu Bei. Sun Quan memiliki ahli strategi bernama Pangeran Zhao Yu. Sedangkan Liu Bei memiliki ahli strategi bernama Zhuge Liang. Dipercaya bahwa Cao Cao menyerang Sun Quan karena menyukai istri Zhou Yu, selain juga untuk merbut wilayah Karang Merah.
arena sama-sama ingin mengalahkan Cao Cao, Sun Quan meminta bantuan Liu Bei. Mereka pun bersekutu untuk berperang melawan Cao Cao.
Sun Shang xiang, adik perempuan Sun Quan, menyamar sebagai laki-laki dan menjadi mata-mata di antara pasukan Cao Cao. Diawali dengan banyaknya tentara Cao Cao yang meninggal karena diserang wabah penyakit tipus. Shang xiang mengirimkan berita wabah ini melalui merpati pos. Tapi Sun Quan menolak menyerang Cao Cao, karena menurutnya tidaklah etis untuk menyerang saat tentara mereka sakit.
Cao Cao yang licik malah mengirimkan mayat-mayat tentaranya dengan menggunakan rakit ke wilayah Sun Quan. Akibatnya, tentara Sun Quan juga banyak yang terkena tipus. Liu Bei tidak tahan dengan semakin sedikitnya prajurit yang sehat. Menurutnya, mereka tidak akan menang. Karena itu, Liu Bei menghentikan persekutuan mereka, dan memutuskan untuk pulang kembali ke wilayah mereka. Tapi Zhuge Liang (ahli strategi Liu Bei) menolak untuk ikut pulang. Dia mau menyelesaikan apa yang sudah dimulainya.
Kemungkinan Sun Quan menang menjadi semakin kecil lagi. Tentara mereka hanya sekitar 30 ribu orang, dan harus melawan tentara Cao Cao yang 100-200. Apalagi persenjataan mereka semakin menipis. Mereka kehabisan panah.
Di sini ... Zhuge Liang membawa beberapa kapal yang dilapisi jerami dan diisi orang-orangan dari jerami. Dengan dibantu kabut tebal, kapal mereka tidak terlihat jelas oleh tentara Cao Cao. Jendral Cao Cao mengira bahwa tentara musuh menyerang, karena itu, dia memerintahkan untuk memanah seenaknya ke arah mereka. Panah-panah menancap di jerami, dan Zhuge Liang berhasil pulang membawa 100-200 ribu anak panah.
Di sini ... Zhuge Liang membawa beberapa kapal yang dilapisi jerami dan diisi orang-orangan dari jerami. Dengan dibantu kabut tebal, kapal mereka tidak terlihat jelas oleh tentara Cao Cao. Jendral Cao Cao mengira bahwa tentara musuh menyerang, karena itu, dia memerintahkan untuk memanah seenaknya ke arah mereka. Panah-panah menancap di jerami, dan Zhuge Liang berhasil.
Seorang utusan Cao Cao yang merupakan teman kecil Zhao Yu, datang untuk meminta Zhao Yu menyerah (karena sangat kalah dalam hal jumlah tentara). Zhao Yu sengaja menjebaknya, dengan "tak sengaja" menjatuhkan surat palsu. Surat itu merupakan tiruan tulisan tangan jendral ahli strategi Cao Cao, yang mengatakan bahwa ia akan membunuh Cao Cao.
Karena tulisan tangannya sama persis, ditambah kelalaian si jendral yang dicuri panahnya, Cao Cao memutuskan untuk memenggal si jendral. Ini mengakibatkan Cao Cao kehilangan ahli strategi yang mengetahui tentang ciri-ciri cuaca.
Angin barat sedang bertiup kencang. Ini amat menguntungkan pihak Cao Cao. Dia bisa menyerang dengan api. Api akan dengan cepat membakar kapal-kapal Sun Quan yang datang dari arah sebaliknya. Tapi menurut Zhuge Liang, angin ini akan segera berganti arah, yaitu sekitar jam 1 subuh. Jadi mau tidak mau, mereka harus menunggu sampai angin berganti menjadi angin timur, supaya tentara Cao Cao yang tersambar api.
Untuk mengulur waktu, diam-diam Xiao Qiao, istri Sun Quan pergi ke wilayah Cao Cao. Karena Cao Cao memang menyukainya, ia diterima. Dan mereka mengobrol-ngobrol. Xiao Qiao meminta agar Cao Cao tidak menyerang, demi alasan kemanusiaan.
Tepat sebelum mau menyerang, Xiao Qiao mengajak Cao Cao untuk minum teh. Dia sengaja bicara panjang lebar agar arah angin keburu berubah. Angin pun berubah pada jam 2. Saat itulah tentara Sun Quan menyerang.
Ternyata, Liu Bei tidak menyerah. Pengunduran dirinya dari persekutuan hanya sebuah strategi untuk mengelabui Cao Cao. Tentara Liu Bei pun menyerang perkemahan Cao Cao dari arah belakang, sementara tentara Sun Quan menyerang dari depan.
Perang dimenangkan oleh Sun Quan dan Liu Bei. Xiao Qiao pun pulang kembali dengan selamat. Diakhiri dengan percakapan antara Sun Quan dan Zhuge Liang. Mereka mengakhiri persekutuan mereka. Sun Quan mengatakan bahwa suatu hari mereka akan saling berhadapan, karena tentunya Liu Bei tidak mau menjadi terbaik nomor 2.